Pembuka Botol

Manusia adalah tubuh dan jiwa…

Maka dalam hal ini botol adalah tubuh, dan air adalah apa yang dikandung oleh tubuh tersebut…


Air sudah tertampung di dalam botol sebelum botol minuman dikemas dan didistribusikan.

Seperti itu pula Allah meniupkan ruh sebelum manusia dikeluarkan dari rahim ibunya.

Air sudah ada pada diri kita, tapi seperti layaknya minuman botol yang tak bisa dinikmati bila tutupnya belum dibuka, begitu pula manusia.

Tulisan ini bukan tulisan tentang cara membuka botol, namun lebih pada mencari pembuka botol itu sendiri.

Nyelip dimana? Tempat mana yang belum dicari?


Tulisan ini ditulis oleh seekor ayam yang (semoga) dari pantatnya keluar intan diantara kotorannya.

Sehingga sudah tidak penting lagi ayamnya, karena terlanjur silau oleh intannya. Karena intan tetaplah intan darimana pun datangnya.


Tulisan ini ditulis oleh ayam yang ingin belajar terbang…

Semenjak melihat rajawali jauh di atas kepalanya…


Tulisan ini diperuntukkan bagi sesama ayam yang ingin belajar terbang walaupun dikatakan tak mungkin.

Atau bagi rajawali yang terbang mengitar dengan segala pesonanya, tapi lupa caranya untuk mendarat.

Atau bagi burung phoenix yang berkenan membagi sedikit cahaya dari bulu apinya, pada seekor ayam yang pantatnya lecet karena intan.


Semoga Tulisan ini bisa bermanfaat…

atau setidaknya… semoga menyenangkan…

Tapi yang pasti…. semoga Allah berkenan…

Wasalam…

Ayam

Laman

Kamis, 08 Desember 2011

Iman Ada Atas Izin-Nya

Manusia beriman atas izin-Nya, izin-Nya adil atas takaran-Nya,
Takaran seimbang atas kiri kanannya, kiri kanan penuh atas ilmunya, ilmu buah langlangbuana...

Ilmu sempurna atas langit dan bumi, tanpa persekutuan dengan salah satunya..kesadaran muncul diantaranya.. 
Yang meliputi keduanya..     

Tiada izin tidak beriman, tiada izin tanpa hidayah-Nya, tiada hidayah tanpa ilmu, tiada ilmu tanpa daya terima, tiada daya terima tanpa keterbukaan atas ketidak sesuaian..
Tiada terbuka tiada berilmu, tiada berilmu tak beriman...

Langit di atas bumi di bawah, tak munkin sebaliknya,  tak pernah bersesuaian keduanya, hanya harmoni penengah diantaranya.    

Bersekutu dengan salah satu antara dua, menyekutukan Tuhan pemilik keduanya.  Menggauli harmoni berlanglang buana di tengahnya, menemui Tuhannya di singgasana-Nya

Tidak di tadi tidak di nanti, diantaranya adalah kini, gerbang arasy                                               

Takkan mencapai kini tanpa kepasrahan, tiada pasrah tanpa kepemilikan, tiada kepemilikan tanpa pencarian, tiada pencarian tanpa perjalanan, tiada perjalanan tiada ilmu..
Tiada ilmu tiada ijin-Nya, tiada ijinnya tiada iman.

Maka berpikirlah mahluk berakal, ibadah tanpa akal hanya keberuntungan yang dikejar, ibadah tanpa akal hanya ikrar tanpa iman.  akal al hikmah, iman al kitab, dan kesempurnaan jadi milik-Nya


 [QS 5:18] Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?", tetapi kamu adalah manusia diantara orang-orang yang diciptakan-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali.     
(QS 36:40) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya
[QS 10:100] Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Senin, 05 Desember 2011

Berhala Batu Membuat-Nya Cemburu…? Secemas Itukah Tuhanmu…?

Utusan pertama kebenaranku,
Utusan kedua kesalahanku
Yang ketiga, tengah antara keduanya, semuanya

Tak ada yang kedua bila yang pertama tak gauli..
Tak ada yang ketiga bila yang dua tak didustakan..
Takkan muncul utusan ketiga tanpa dua yang mengapitnya

Kebenaranku utusan pertamaku...tabir atas keagungan-Nya
Karena miliknyalah yang kubenarkan... dan yang kudustakan

Dan musrik adalah dosa terbesar
Menyekutukan iman dengan kebenaran atas kepentingan..
Menyekutukan iman dengan kebenaranku saja..  
Mengagungkan Tuhan hanya setengahnya..
Bahkan hanya sepertiganya..

Berhala Batu Membuat-Nya Cemburu…?
Atau mungkin para dewa dan antek-anteknya?
Secemas Itukah Tuhanmu…?
Terhadap batukah kau bersekutu?
Atau dengan kebenaranmu kau bercumbu?

Maka Tuhan yang diagungkan hanyalah Tuhan yang berdasar prasangka hambanya..
Sempit prasangka, sempit pula Tuhannya...
Dan Allah tak menampakkan diri-Nya sebagaimana adanya...

Bila Allah tak terjelaskan oleh kata-kata…
Mengapa dengan itu pula manusia memperdebatkan-Nya?
Maka diamlah... Supaya rahmat akhirnya terasa... di dalam jiwa