Tubuh bertuhankan pikiran
Pikiran bertuhankan jiwa
Jiwa bertuhankan roh suci
Dan Allah hadir dalam ketiganya
Namun… hanya mewujud berdasarkan prasangka hambanya
Tubuh dan pikiran adalah seperti raja dan perdana mentrinya
Berkuasa… namun tak berarti bila tanpa pasangannya
Pikiran adalah tuhan keterjebakan,
karena miliknyalah dualisme tentang kebenaran…
Tuhan pikiran senang sekali berganti muka dan juga nama
Senang menuhankan diri sendiri dengan perwujudan tuhan dunia
Ketika pikiran bertemu jiwa... sang atasannya...
dia mengalah tapi tidak mengaku kalah…
dia mundur dan mengatur strategi, dengan sisa pasukannya yang masih dimiliki…
Jiwa, menjembatani pikiran pada sang roh suci…
Tapi jiwa sendiri banyak pusarannya, banyak keterjebakannya…
Karena penuh oleh kebahagiaan…
Maka roh suci pun terhalang...
oleh bidadari yang membatasi sudut pandang...
Ketika bidadari akhirnya tersingkir… Roh suci menampakkan diri…
Tentang roh ataupun tentang Allah...
Tak ada guru yang mampu mengajarkan tentang-Nya
Bahkan nabi pun tak mampu, karena itulah Allah berkata:
Tentang hidayah… itu bukan urusanmu… itu total otoriatas-Ku
Maka tentang roh, Quran pun tak banyak cerita …
Tak ada yang bisa dituliskan, karena tulisan adalah turunan bahasa,
Bahasa adalah turunan budaya... dan budaya adalah turunan dari pikiran iru sendiri...
Tuhan bawah tidak kompeten menjelaskan tentang-Nya...
Tulisan tidak berkemampuan... bahkan tulisan di dalam AlQuran
Tidak percaya???
Tuliskanlah manisnya rasa semangka… pastinya tidak bisa…
Hanya pendekatan dari rasa manis buah yang lainnya…
Tentang Allah atau tentang roh???
Sudahlan… makan saja semangkanya.. dan rasakan sirr-nya…
Ar Rahman 56 : "Di Surga ada bidadari yang membatasi pandangan..."
*****
Mushashi Miamoto,
Ilmu pedang tanpa pedang adalah ilmu pamungkasnya
Sungguh aneh, tapi begitulah sang ahli bicara…
Budha mengungkapkan…
Aku tertinggi adalah dalam ketiadaan aku…
Sungguh aneh, tapi begitulah sang ahli bicara…
Siapakah kita tuk beresistensi? Apalagi bila belum mengalami…
Tapi tak kuasa atas pikirannya sendiri, penolakan pun sering terjadi…
Setidaknya ada satu orang yang para muslim berusaha pahami,
Seorang nabi dari Arab Saudi…
Ketika dia mengungkapkan sebuah ketiadaan di depan sebuah keberadaan…
Tuhan illah adalah Tuhan yang ada…
Namun unik juga… bahwa dia berkata…
Laillahailallah…
Tiada Tuhan selain Tuhan yang ada…
*****
Sidharta gautama bicara tentang derajat kebudhaannya,
Kresna bicara tentang kemutlakannya,
Yesus bicara tentang Bapak di dalam dirinya…
Dan kita para muslim mencemoohnya…
Manusia adalah tubuh jiwa dan roh…
Sementara roh adalah urusan Allah…
Tubuh putra, jiwa roh kudus, dan Allah sang Bapa
Tubuh Muhammad, Jiwa Ahmad, dan Ahad Sang Esa…
Dan Al Hallaj berkata “Ana al Haq”…
Maka dia dihukum mati… yaitu mati perlahan…
dengan siksaan demi kepuasan… sebelum akhirnya dipancung…
Oleh sebuah legalitas berlabelkan Tuhan…
Tidak ada dua hati dalam satu tubuh,
Tidak ada dua jiwa dalam satu hati,
Tidak ada dua roh dalam satu jiwa…
Dan begitulah adanya…
Semua ini tak perlu dibenarkan…
Yang penting adalah jangan ada penolakan…
Memahaminya bukanlah membenarkannya…
Karena kebenaran hanya datang dari diri, dan manfaatnya hanya bagi diri…
Memahami adalah mengosongkan diri dari prasangka
Prasangka adalah hasil dari resistensi,
dan resistensi muncul dari pembenaran diri…
Pikiran, Resistensi, diri ego…banyak kata dengan satu makna…
Terlekat padanya, maka diri sejati hanya diam menanti…
Al Ahzab 4: “Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya…”
An Naml 92: “… Barang siapa mendapat petunjuk, maka sesungguhnya dia mendapat petunjuk untuk “diri”-nya…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar