Pembuka Botol

Manusia adalah tubuh dan jiwa…

Maka dalam hal ini botol adalah tubuh, dan air adalah apa yang dikandung oleh tubuh tersebut…


Air sudah tertampung di dalam botol sebelum botol minuman dikemas dan didistribusikan.

Seperti itu pula Allah meniupkan ruh sebelum manusia dikeluarkan dari rahim ibunya.

Air sudah ada pada diri kita, tapi seperti layaknya minuman botol yang tak bisa dinikmati bila tutupnya belum dibuka, begitu pula manusia.

Tulisan ini bukan tulisan tentang cara membuka botol, namun lebih pada mencari pembuka botol itu sendiri.

Nyelip dimana? Tempat mana yang belum dicari?


Tulisan ini ditulis oleh seekor ayam yang (semoga) dari pantatnya keluar intan diantara kotorannya.

Sehingga sudah tidak penting lagi ayamnya, karena terlanjur silau oleh intannya. Karena intan tetaplah intan darimana pun datangnya.


Tulisan ini ditulis oleh ayam yang ingin belajar terbang…

Semenjak melihat rajawali jauh di atas kepalanya…


Tulisan ini diperuntukkan bagi sesama ayam yang ingin belajar terbang walaupun dikatakan tak mungkin.

Atau bagi rajawali yang terbang mengitar dengan segala pesonanya, tapi lupa caranya untuk mendarat.

Atau bagi burung phoenix yang berkenan membagi sedikit cahaya dari bulu apinya, pada seekor ayam yang pantatnya lecet karena intan.


Semoga Tulisan ini bisa bermanfaat…

atau setidaknya… semoga menyenangkan…

Tapi yang pasti…. semoga Allah berkenan…

Wasalam…

Ayam

Laman

Rabu, 22 Juni 2011

7 makamat dalam mengenali-Nya


Kapankah hamdalah disebutkan?
Jujurlah… yaitu sebagai syukur setelah suatu pencapaian… di akhir sebuah pencapaian...

Memang ada 2 pendapat tentang ayat pertama dari Alfatihah,  tapi bila bismilah bukanlah ayat pertamanya,  maka hamdalah menjadi awalnya…

Itulah sebuah awal dan sebuah akhir yang tersatukan…Dimana Allah adalah yang maha keduanya…

Bila memang begitu, dengan diawali bismilah, maka  tak masalah membaca Al-Fatihah dari muka atau dari akhirnya
Karena bagi-Nya tak ada bedanya, dan awal Hamdalah adalah petunjuknya…Dan bagi kita, pengungkapan sebuah rahasia…

  1. 7) -  Aku insyaf, maka dari detik ini, jauhkanlah aku dari pilihan-pilihan yang dzalim.
  2. 6) - Seperti para shaleh, keinginanku tidak lagi pada dunia, walaupun belum sepenuhnya  aku mengerti, aku ingin seperti mereka.
  3. 5) - Telah kusadari kesalahan persepsiku dalam memaknai jalan, maka tunjukkan padaku jalan yang sebenarnya.
  4. 4) - Kuterima syarat-Mu, bahwa dalam menempuh jalan ini, pilihanku akan sangat menyesatkanku, karena pilihanku hanyalah dari pikiranku yang sungguh terbatas, maka segala pilihan kuserahkan kepada-Mu, ku berserah diri sepenuhnya, maka pekakan diriku atas petunjuk dan pilihan-Mu untukku.
  5. 3) – Kututup pikiranku atas segala keinginanku sehingga aku seperti pertapa yang mati nafsunya, kuterima kematian kodratku dari-Mu, penguasa hari akhir duniaku, nafsuku mati seperti tidurnya tubuhku dan pikiranku
  6. 2) – Dalam tidurku atau matiku, Kau hidupkan roh yang kau tanamkan dalam diriku pada usia empat bulanku dalam kandungan ibuku. Kau sempurnakan kesadaranku dan kurasakan sepenuhnya cinta-Mu.
  7. 1) – Kini ku mencapai diri-Mu, dimana sebenarnya tak pernah sedetik pun kau pernah lepas dariku. Engkaulah awal dan akhirku, dan kini kau bukan keduanya  tapi malah semuanya. Aku milik-Mu dan Engkau milikku, tidak pula keduanya, namun malah semuanya.

Pahamilah tanpa resistensi, dan lupakanlah…
Tidak perlu hapalan untuk mengalami-Nya, karena Dia memang sudah ada di dalam diri sejak dahulu, hanya terkadang pikiran kita sebagai manusia sempurna justru menjadi tabir atas kesempurnaan itu sendiri.
Terlalu percaya akan persepsi, sehingga hati nurani yang merupakan nafas-Nya di dalam diri sering kali terdistorsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar