Pembuka Botol

Manusia adalah tubuh dan jiwa…

Maka dalam hal ini botol adalah tubuh, dan air adalah apa yang dikandung oleh tubuh tersebut…


Air sudah tertampung di dalam botol sebelum botol minuman dikemas dan didistribusikan.

Seperti itu pula Allah meniupkan ruh sebelum manusia dikeluarkan dari rahim ibunya.

Air sudah ada pada diri kita, tapi seperti layaknya minuman botol yang tak bisa dinikmati bila tutupnya belum dibuka, begitu pula manusia.

Tulisan ini bukan tulisan tentang cara membuka botol, namun lebih pada mencari pembuka botol itu sendiri.

Nyelip dimana? Tempat mana yang belum dicari?


Tulisan ini ditulis oleh seekor ayam yang (semoga) dari pantatnya keluar intan diantara kotorannya.

Sehingga sudah tidak penting lagi ayamnya, karena terlanjur silau oleh intannya. Karena intan tetaplah intan darimana pun datangnya.


Tulisan ini ditulis oleh ayam yang ingin belajar terbang…

Semenjak melihat rajawali jauh di atas kepalanya…


Tulisan ini diperuntukkan bagi sesama ayam yang ingin belajar terbang walaupun dikatakan tak mungkin.

Atau bagi rajawali yang terbang mengitar dengan segala pesonanya, tapi lupa caranya untuk mendarat.

Atau bagi burung phoenix yang berkenan membagi sedikit cahaya dari bulu apinya, pada seekor ayam yang pantatnya lecet karena intan.


Semoga Tulisan ini bisa bermanfaat…

atau setidaknya… semoga menyenangkan…

Tapi yang pasti…. semoga Allah berkenan…

Wasalam…

Ayam

Laman

Minggu, 19 Juni 2011

Kenali Tidurmu, Dan Kenalilah Dia Yang Maha Terjaga...

Kenali dirimu maka kau mengenal-Nya…
Sebuah ironi…. ketika tidur sendiri tak disadari…
Padahal tidurmu adalah sebagian dari dirimu…

Demi malam…
Dimana semua rahasia dibuka…
Demi malam pula…
kegelapan menjadikannya tetap rahasia… Bagi ketidaksadaran manusia

Demi malam…
Keadilan-Nya diperlihatkan…
Bahkan bagi yang tak sadar tentang makna atas tidurnya

Demi malam yang menyelimuti…
Demi kegelapan yang menghalangi...
bahkan dinding sejarak sejengkal…

Dalam kegelapan manusia meraba-raba,
tak sempat berpikir… focus hanya pada yang terasa…
Dan di kondisi “kini” dia berada…

Dalam malam rahasia tergauli, karena indra terpaksa tak berfungsi…
Dalam kedalaman dzikir, pikiran tersingkir…
Dalam keterlelapan badan, justru jiwa terjaga…
Dan dinding tabir akhirnya teraba …
Dinding yang bukan sejengkal… bahkan sedekat urat leher manusia…

Demi malam, jeda antara siang…
Demi lautan, jeda antar daratan…
Dan seperti nabi Khidir yang tinggal disana...
Lautan adalah samudra makrifat-Nya...

Malam adalah brankas rahasia atas ilmu-Nya...
Mengenali tidur mengubah mimpi menjadi wahyu...
Kenali tidurmu... dan kunci brankas jadi milikmu...


Al-Kahf 18: "Dan engkau mengira bahwa mereka tidak tidur, padahal mereka tidur..."
Al-Anfal 11: "...Allah membuat kamu ngantuk untuk memberikan ketentraman dari-Nya..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar